Proses Berpikir dan Berbahasa pada Anak

Proses Berpikir

     Dalam berfikir kita akan mendapatkan sebuah informasi baik informasi yang bisa di ambil dalam memori yang lalu atau dari informasi yang baru didapatkan, dapat kita contohkan saat kita belajar psikologi kognitif kita banyak mengingat tentang otak dan otak itu sudah dipelajari saat SMA hingga dapat mengambil informasi-informasi yang lalu saat masih di SMA dahulu. Proses berfikir ini sudah ada pada sejak didalam kandungan contohnya didalam kandungan bayi dapat mendengar suara-suara ibunya dan informasi itu masuk kedalam memorinya sehingga terjadi respon dari bayi didalam kandungan tersebut.
     Psikologi kognitif merupakan hal yang harus dipahami dengan baik karena dengan proses berfikir manusia dapat belajar dari kesalahan dimasa lalu dan dari ini kesalahan tersebut menjadi bahan informasi di masa depan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan. Dari berfikir juga dapat mengembangkan ide-ide yang cemerlang dan manusia juga dapat belajar suatu hal yang baru tentang cara-cara manusia berfikir ketika mempelajari bagaimana manusia memikirkan tentang berfikir. Banyak sekali pengertian-pengertian tentang kognisi (berfikir) diantaranya adalah:
a.        Neiser : kegiatan manusia untuk mengetahui , memperoleh, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan.
b.        Anderson : memahami mekanisme dalam berfikir manusia.
     Berpikir adalah hal yang selalu dilakukan setiap saat dan juga wajib. Tanpa berpikir kita manusia tidak dapat melakukan hal apapaun. Karena sumber dari tindakan kita tidak lain adalah dari berpikir. Jika manusia tidak berpikir manusia itu bisa saja dikatakan lumpuh karena ia tidak dapat memanfaatkan fungsi otak kita untuk berpikir.
     Dari definisi ini berfikir manusia dapat mengetahui dan bahkan bisa menggunakan pengetahuan. Contohnya saat ada orang yang belajar sepeda, dia berfikir bagaimana caranya untuk bisa menjalankan sepeda ini dengan seimbang dan baik, sehingga dia belajar pada ayahnya untuk mengetahui cara menjalankan sepedanya saat sudah tau dia dapat mengorganisasikan sepedanya dan menggunakan sepedanya dengan baik karna sudah tau pengetahuannya tentang cara mempelajari sepeda.
Proses Berpikir Menurut beberapa Ahli
     Menurut Khodijah dalam buku Psikologi Belajar, secara sederhana, berfikir adalah memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berfikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berfikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item.
     Morgan, dkk., masih dalam buku Khodijah “Psikologi Belajar” membagi dua jenis berfikir, yaitu berfikir autistik dan berfikir langsung. Berfikir austik atau austic thinking yaitu proses berfikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi. Sedangkan berfikir langsung atau directed thinking yaitu berfikir untuk memecahkan masalah. Selanjutnya, menurut Kartono dalam buku “Psikologi Belajar” karangan Khadijah mengemukakan bahwa terdapat enam pola berpikir, yaitu:
a.        Berpikir konkret, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.
b.        Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya
c.         Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir mengenai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu
d.        Berpikir analogis, yaitu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya
e.        Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih kompleks disertai pembuktian-pembuktian
f.          Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.

Berbahasa pada Anak
    
Ketika anak tumbuh dan berkembang terjadi peningkatan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat bermula dari mengekpresikan mimik wajah dengan cara berkomunikasi. Alat komunikasi berbicara pada anak menggunakan gerakan dan tanda isyarat untuk menunjukkan keinginannya secara bertahap dan berkembang menjadi suatu komunikasi melalui ajaran yang tepat dan jelas. Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya pertumbuhan dan produksi sistem bunyi dalam bahasa bagian terkecil dari sistem bunyi tersebut dikenal dengan nama fonem yang dihasilkan sejak bayi lahir hingga 1 tahun. Sedangkan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi arti bahasa. Disini akan membahas dua tipe perkembangan anak didalam berbicara, yaitu :
1.        Egosentrie Speech Terjadi pada anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara pada dirinya sendiri pada saat main boneka.
2.        Socialized Speech Terjadi ketika anak sedang berinteraksi pada temannya dan didalam lingkungan. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi sosial anak
Tujuan Berbicara Adapun tujuan dari berbicara yaitu untuk memberitahu, menghibur, melapor, membujuk, dan menyakinkan seseorang, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dalam aspek kebahasan, yaitu :
1.        Ketepatan ucapan (pelafalan)
2.        Penekanan atau penempatan nada dan durasi yang sesuai
3.        Pemilihan kata
4.        Ketepatan sasaran pembicaraan (tata krama)
Sedangkan faktor aspek non kebahasaan yaitu :
1.        Sikap tubuh, pendangan, bahasa tubuh, mimik wajah yang tepat
2.        Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain.
3.        Kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara
4.        Relevansi, penalaran, dan penguasaan terhadap topik.
Adapun beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa bayi sebagai berikut :
1.        Motherese, recasting (menyusun ulang).
2.        Echoing (menggemakan)
3.        Expanding (memperluaskan)
4.        Labeling (memberi nama).
Motherese yaitu berbicara pada bayi dengan suatu frekuensi dan hubungan yang lebih luas dan menggunakan kalimat yang sederhana. Recasting yaitu suatu pengucapan makna atau kalimat yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda contohnya : dengan mengubah suatu pertanyaan. Echoing adalah mengulangi apa yang telah dikatakan anak, khususnya ungkapan atau bahasa anak yang belum sempurna. Expanding adalah menyatakan ulang apa telah dikatakan anak dalam bahasa yang baik untuk suatu kosa kata. Labeling adalah mengidentifkasi nama-nama benda.
     Keterlambatan berbicara pada anak tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak. Pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orangtua, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah. Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong atau memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa atau kosa kata yang baik dan benar.
     Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka belajar berbicara lebih awal dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu atau karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut. Gangguan atau bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1.        Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
2.        Lamban mengembangkan suatu bahasa atau didalam berbicara
3.        Sering kali berbicara yang tidak teratur
4.        Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua atau guru.
Kesalahan yang umum didalam pengucapan atau bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
1.        Menghilangkan satu suku kata atau lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2.        Mengganti huruf atau suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”
3.        Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
4.        Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak
5.        Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.
Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :
1.        Inteligensi Yaitu semakin cerdas anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2.        Jenis disiplin Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3.        Posisi urutan Yaitu anak sulung cenderung atau didorong orangtua untuk banyak berbicara daripada adiknya.
4.        Besarnya keluarga
5.        Status sosial ekonomi
6.        Status ras
7.        Berbahasa du
8.        Penggolongan peran seks


Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / U-Blog

Template by : Hikman Tartila / powered by :U-Blog